Assalamu’alaikum!
Kembali lagi bersama saya! //uyeee//
Aku tahu lebaran
sudah berakhir tetapi kisah mudikku belum selesai jadi, ayo kita lanjutkan!
Setelah aku
makan kastengel, tak lama kemudian pun kami berangkat menuju tempat shalat eid.
Kami berangkat menggunakan mobil dan kami parkir di dekat tempat sholat. Katanya
kalau lagi lebaran, biasanya tempat perumahannya (perumahan rumah sewa) susah
untuk dilewati mobil maupun motor. Jadi, kami parkir saja di dekat tempat shalat
eid.
Setelah shalat
eid, kami pun pulang kembali ke rumah jalan kaki. Setibanya di rumah, aku pun langsung
makan karena aku sudah lapar hehe. Setelah makan, kami pun istirahat. Yaa...
semacam free time begitu deh... kalau
aku sih melakukan sebuah “kegiatan” yang luar biasa! Tapi rahasia. //plak//
Setelah istirahat
cukup lama, kami pun menuju rumah Umi dan Abi yang berada di Bima. Umi dan Abi
adalah kakak mama. Sebenarnya, yang kakak mama itu adalah Abi. Sedangkan Umi adalah
kakak ipar mama. Jadi mereka adalah uwa aku. Uwa itu seperti tante tapi
kakaknya ibu atau ayah kita. Kalau tante atau paman itu adalah adiknya ibu atau
ayah kita. Aku menyebutnya Umi dan Abi karena hampir semua keluarga aku memanggilnya
dengan sebutan itu.
Di rumah Umi dan
Abi sungguh ramai. Biasalah, namanya juga lagi lebaran, jadinya ramai. Soalnya,
rumah Umi dan Abi dijadikan tempat untuk kumpul keluarga kalau lagi lebaran. Oleh
karena itu ramai deh!
Selama di rumah
Umi dan Abi, aku bertemu banyak saudaraku! Kami bersenang-senang dengan riang. Kami
juga sempat naik delman lho! Pokoknya seru deh!
Setelah dari
rumah Umi dan Abi, kami pun pergi ke Pandu untuk menemui Uwa Edi. Uwa Edi
adalah kakak iparnya mamaku. Istrinya adalah kakak pertama mamaku. Memang di
Bandung adalah kota tempat keluarga mama dibesarkan.
Disana, kami
bertemu dengan Uwa Edi. Ya... sekedar kumpul-kumpul biasa sih... tapi aku
senang dapat bertemu Uwa Edi.
Akhirnya,
setelah kumpul riang, kami pun kembali ke Rumah Bagus bersama keluarga adik mama.
Ada Bi Ete (tante aku), Fasya (sepupu aku), Aa Fachmy (sepupu aku), dan Om Dudi
(om aku). Setelah lama di Rumah Bagus, mereka pun pulang kembali ke rumahnya. Meskipun
sedih karena mereka pulang, tapi aku cukup senang karena sudah dapat berkumpul
dan bermain bersama mereka.
Setelah mereka
pulang, aku pun melakukan sebuah hal-hal dan akhirnya aku pun tidur bersama
Kakak Aliyya. Zzz...
Esoknya, pada tanggal
16 Juni 2018, aku dibangunkan oleh kakak. Setelah itu, aku pun shalat subuh. Setelah
sholat, aku pun minum susu dan free time.
Ya... gak jelas sih free time nya aku
ngapain hehe...
Setelah itu, aku
pun mandi dan mulai packing karena waktu untuk menginap di Rumah Bagus telah selesai.
Sebagai gantinya, kami menginap di rumah Umi dan Abi. Kebetulan, Umi dan Abi
serta keluarganya akan pergi keluar jadi tidak di rumah. Makanya kami pun akan
menginap di rumah Umi dan Abi.
Setelah packing,
kami pun berangkat menuju rumah Umi dan Abi. Setibanya disana, aku langsung
disuruh jemurin handuk sama mama di atas (lebih tepatnya balkon). Aku langsung
ke balkon dan jemur handuk.
Setelah jemurin
handuk, aku pun istirahat. Eh, tak lama kemudian papa mengajak kami untuk
ziarah ke makam orang tua mama. Sayangnya, Kakak Aliyya, Teteh Hani, bahkan mama
sedang tidak ingin karena cuaca yang panas. Karena kasihan dengan papa yang
tidak ada yang mau menemani, akhirnya aku pun ikut ziarah bersama papa.
Tiba di pemakaman,
kami pun menuju makam orang tua mama. Padahal, tidak terlalu panas lho! Jadi sebenarnya
mama, Kakak, dan Teteh bisa saja ikut. Bukan karena cuaca yang tidak panas
lho... itu karena makam almarhum bapak mama terlindung oleh sebuah genteng (??)
(bukan genteng juga sih... bingung bilangnya bagaimana :p) dan makam almarhumah
ibu mama terlindung oleh sebuah pohon. Ya, makam mereka berjauhan jadi kami agak
susah untuk ziarahinya.
Setelah berziarah,
aku pun makan siang. Setelah makan siang, kami pun ke rumah Professor Kahdar. Beliau
adalah guru papa.
Mau tahu
kelanjutannya? Ditunggu saja ya, mau bersambung lagi hehe...
Bersambung...
//kok kzl ya//
// huee//
//bubay//